Jumat, 04 Mei 2018

Mengenal angka-angka

Berikut angka 1-10 dalam bahasa arab.
1.Waahidun / ١ - وَاحِدُ
2. Itsnaani / ٢- اِثنَانِ
3. Tsalaasatun / ٣- ثَلَاثَةُ
4. Arba’atun / ٤- اَربَعَةُ
5. Khamsatun / ٥- خَمسَةُ
6. Sittatun / ٦- سِتَّةُ
7. Sab’atun / ٧- سَبعَةُ
8. Tsamaaniyyatun / ٨- ثَمَانِيَّةُ
9. Tis ‘atun / ٩- تِسعَةُ
10. ‘Asyaratun / ١٠- عَشَرَةُ
Nah, yang menjadi pertanyaaanya, bagaimana cara menggabungkannya dengan isim? Caontohnya sebuah buku, dua buku, lima buku? Jadi jka ingin menggabungkan dengan isim,ada beberapa kaidah/ketentuan yang harus dikenali.
1. Untuk angka satu (tunggal) maka bendanya juga harus mufrad. Dan letak ‘adad setelah isim.
contoh:
- sebuah buku = kitaabun waahidun / كِتَبُ وَاحِدُ
- sebuah pintu = baabun waahidun / بَابُ وَاحِدُ
- sebuah meja = makatabun waahidun / مَكتَبُ وَاحِد
2. Untuk angka dua (mutsanna) maka bendanya juga harus dalam bentuk muannas. Dan letak ‘adad setelah isim juga.
contoh:
- dua buah buku = kitaabaani isnaani / كِتَبَانِ اثنَانِ
- dua buah pintu = baabaani isnaani / بَبَانِ اثنَانِ
- dua buah meja = maktabaani isnaani / مَكتَبَانِ اثنَانِ
3. Untuk angka 3-10 (plural) maka bendanya juga dalam bentuk jamak. Dan letak ‘adad sebelum isim.
contoh:
- tiga buah buku = tsalaasatu kutubin / ثَلَاثَةُ كُتُبِ
- lima buah meja = khomsatu makaatibin / خَمسَةُ مَكَاتِبِ
- sepuluh buah pintu = ‘asyrotu abwaabin / عَشرَةُ اَبوَابِ
Nah, sampai disini bias difahami kan… Kalau sudah mengerti kita melangkah lebih lanjut lagi…
Yaitu bagaimana jika bendanya muannas??
nah, jika benda muannas, maka ‘adadnya juga harus muannas. Nah untuk ‘adad muannas hamper serupa seperti ‘adad muzakkar, namun ada sedikit perubahan di akhirnya.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan dan hafalkan ‘adad muannas dibawah ini..
1.Waahidatun / ١ - وَاحِدَةُ
2. Itsnataani / ٢- اِثنَتَانِ
3. Tsalaasun / ٣- ثَلَاثُ
4. Arba’un / ٤- ربَعُ اَ
5. Khamsun / ٥- خَمسُ
6. Sittun / ٦- سِتُّ
7. Sab’un / ٧- سَبعُ
8. Tsamaaniyyun / ٨- ثَمَانِيُّ
9. Tis ‘un / ٩- تِسعُ
10. ‘Asyrun / ١٠- عَشرُ
Nah, kalau cara untuk menggabungkannya dengan isim tidak ada perbedaan dengan cara muzaakar, hanya saja disini ‘adad muannas dipasangkan dengan isim muannas.
contoh:
- sebuah sajadah = sajadatun waahidatun / سَجَدَةُ وَاحِدَةُ
- dua buah sajadah = sajadataani isnataani / سَجَدَتَانِ اثنَانِ
- enam buah sajadah = sittu sajaadaatin / سِتُّ سَجَدَاتِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar